sebuah pertanda, sebuah jawaban

beberapa hari ini, malam terasa lebih dingin dari biasanya. entah memang iya atau hanya perasaanku saja. entahlah.
malam. aku suka malam. sangat suka. bagiku malam bukan hanya sepenggal waktu untuk beristirahat. lebih dari itu, malam adalah waktu dimana imajinasiku bebas terbang kemanapun ia mau. malam adalah waktu yang paling tepat untuk mengenang, airmata yg bisa mengalir dengan bebasnya tanpa khawatir seseorang akan melihatnya kemudian ia akan mengering ketika pagi tiba.
malam adalah waktu terbaik untuk menikmati kesendirian. seperti aku sekarang. sendiri, ditemani secangkir kopi dengan jemari yang tak berhenti menari.
#btw ini intronya panjang amat yak
dari sekian panjang intro yg gue tulis, sebenernya ga ada sangkut pautnya sama apa yg pengen gue ceritain. intinya adalah gue patah hati hahahahahahah #plisjanganikutketawaguys #sakitguys #sungguh #tawainipalsu
apaan sih ni ahhh.. sejujurnya gue bingung gimana mulai ceritanya.
apa yg lebih sakit dari patah hati? menurutku yg lebih sakit dari patah hati adalah dilupakan.
apalagi kalau yg ngelupain kita itu adalah orang yg pernah menjanjikan bahagia. #hahahahahaha #guengomongapasih
dan itu sedang gue alami sekarang. dilupakan oleh seseorang yang tidak biasa.
di postingan sebelumnya #kalokalianbacasih #ehh?kalianbelombaca? , gue sempet nulis kegalauan gue tentang apakah dia masih menginginkan gue atau enggak, bukan.. bukan sebagai "seseorang"nya lagi melainkan sebagai teman yg selalu ada buat dia, seperti dahulu kala.
gue sempet dilanda galau berkepanjangan karena yaah.. namanya juga wanita. wanita macam gue ini ga suka hal-hal yang abu-abu. hitam ya hitam, putih ya putih. jangan pernah sekalipun gantungin gue di ruang abu-abu karena itu nyakitin banget buat gue.
kaya kasus gue, kalo aja dia minta gue buat tetap tinggal, gue akan tetap tinggal. tapi kalo dia pengennya gue pergi, ya gue akan pergi. gue suka kejelasan. gue suka kepastian. gue ga mau dia bersikap seakan-akan pengen gue tetap tinggal tapi sebenernya engga sama sekali. ibaratnya kaya hitam yg diputihin. abu-abu kan jadinya?
trus kemaren kemarennya lagi, tengah malem tepatnya, gue dikejutkan dengan sesuatu yg menurut gue itu udah cukup jadi bukti bahwa dia memang pengen gue pergi. yahh, walaupun jauh sebelumnya pun udah ada bukti yg bisa lah gue jadiin pegangan, tapi nyatanya itu ga cukup kuat buat gue. dan malam itu juga, gue langsung berpikir, oohh okay.. its okay.. you dont need me anymore. gue pergi. bhayyyy!!!!

Komentar

Postingan Populer